PENDIDKAN ISLAM SEBAGAI DISIPLIN ILMU

PENDIDKAN ISLAM SEBAGAI DISIPLIN ILMU

00:42


A. Pengertian Pendidikan Islam
Dari  berbagai  literature  terdapat berbagi  macam  pengertian pendidikan Islam. Menurut Athiyah Al-Abrasy, pendidikan Islam adalah  mempersiapkan manusia supaya hidup dengan sempurna dan bahagia, mencintai tanah air, tegap jasmaninya, sempurna budi pekertinya, pola pikirnya teratur dengan rapi, perasaannya halus, profesiaonal dalam bekerja dan manis tutur sapanya.
Sedang Ahmad D. Marimba memberikan pengertian bahwa pendidikan Islam adalah
bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.
Sedangkan menurut Syed Muhammad Naquib Al-Attas, pendidikan adalah suatu proses penamaan sesuatu ke dalam diri manusia mengacu kepada metode dan sistem penamaan secara bertahap, dan kepada manusia penerima proses dan kandungan pendidikan tersebut.[1]
Ada yang mendifinisikan bahwa ilmu pendidikan merupakan seperangkat infoemasi atau teori yang menggunakan sesuatu konsep mengenai pendidikan yang terorganisir dalam sebuah struktur dan terdiri prinsip-prinsip, sehingga membentuk suatu desain pendidikan dan dapat diterapkan dalam bentuk nformasi
Ilmu pendidikan islam suatu ilmu yang yang membicarakan tentang upaya pengembangan secara sistematis bagaimana proses pendidikan ajaran islam melalui pembinaan pembimbingan dan pelatihan yang dilakukan oleh orang ke orang lain, agar islam dapat dijadikan sebagai panutan (way of life) [2]
perspektif ini bersipat pengembangan konsep dan praktis pendidikan, yang selalu ditinjau dan diumuskan berdasarkan pengembangan kehidupan manusia sehingga islam sebagai rujukan selalu bermakna dinamis,inilah yang kemudian melahirkan suatu ilmu pendidikan islam yang bersifat teoritis dan praktis
Ilmu pendidikan islam teoritis adalah suatu konsep atau paraadigma pendidikan islam yang didesain secara sistematis berdasarkan teori umum pendidikan islam yaitu bagaimana konsepnya dasarnya, metodologinya subtansinya dll, sehingga tercapai tujuan pendidikan islam yang dicita-citakan
Ilmu pendidikan islam praktis adalah suatu ilmu yang membicarakan langsung mengenai praktek atau proses bagaimana pendidikan islam itu dapat dipersonalisasikan sesuai dengan konsep yang sudah dirumuskan[3]
Dari definisi dan pengertian itu ada tiga unsur yang membentuk pendidikan yaitu adanya proses, kandungan, dan penerima. Kemudian disimpulkan lebih lanjut yaitu " sesuatu yang secara bertahap ditanamkan ke dalam diri manusia dan ilmu pendidikan islam itu merupakan ilmu yang membicarakan tentang paradigma sistem dan proses pendidikan yang berdasarkan islam atau yang sejalan dengan islam baik yang dimunculkan dari sumber dasar islam (al-Quran dan al-Hadish) atau pun produk-produk historis dalam islam ".[4]
Jadi menurut pemakalah definisi pendidikan Islam adalah, pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur-angsur ditanamkan ke dalam diri manusia, tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan, sehingga membimbing ke arah pengenalan dan pengakuan tempat Tuhan yang tepat di dalam tatanan wujud dan kepribadian. Jadi pendidikan ini hanyalah untuk manusia saja.
Kembali kepada definisi pendidikan Islam yang menurut Al-Attas diperuntutukan untuk manusia saja. menurutnya pendidikan Islam dimasukkan dalam At- ta'dib, karena istilah ini paling tepat digunakan untuk menggambarkan pengertian pendidikan itu, sementara istilah tarbiyah terlalu luas karena Peserta didik harus dibimbing untuk mengenali dan mengakui Allah sebagai Tuhannya, pencipta, pemilik, pengatur, pengawas, pendidik, pemberi ni'mat dan lain sebagainya. Pada gilirannya nanti lahirlah manusia-manusia 'abidyang penuh
kesadaran, memiliki kemampuan intelektual maupun spiritualnya hal ini disandarkan pada sabda Nabi saw. Sebagai berikut[5]
 ادبني ربي فاحسن تادبي
Tuhan telah mendidikku sehingga menjadi baik pendidikanku
Dengan demikian, akan lahirlah berbagai pendangan hidup tauhid, baik rububiyyah, uluhiyyah, maupun ubudiyyah, yang meyakini kesatuan penciptaan (unity of creation), kesatuan kemanusiaan (unity of mankind), kesatuan tuntunan hidup (unity of purpose of life), yang semua ini merupakan deriviasi dari kesatuan ketuhanan (unity of Godhead).
Dengan demikian dapat dipahami bahwa pengertian pendidikan pendidikan Al-Attas bersifat luas (global), peserta didik tidak hanya dibebani oleh pengajaran yang hanya digunakan untuk dirinya di dunia, melainkan ia dididik sebagi seseorang yang mampu mengamalkannya untuk dunianya dan akhiratnya.
Bila dicermati, beberapa pengertian pendidikan yang ada memiliki benang merah kesamaan pengertian dengan pengertian yang lain. Pengertian pendidikan yang dirumuskan oleh M. Athiyah memiliki titik persamaan dengan apa yang didefinisikan oleh An-Nahlawi bahwa "pendidikan Islam adalah pengembangan pikiran manusia dan penataantingkah laku serta emosinya berdasarkan agama Islam, dengan maksud merealisasikan tujuan Islam di dalam kehidupan individu dan masyarakat, yakni dalam seluruh lapangan kehidupan". Namun hanya saja apa yang dirumuskan oleh Al-Attas tersebut memang abstrak dan mengandung makna yang filosofis sekali, akan tetapi kesemuanya itu semakin menambah perbendaharaan kekayaan khazanah pendidikan Islam. Dari definisi-definisi itu jika ditelaah mengandung tiga unsur, yaitu:
1.      pendidik yang bertanggung jawab dan berwibawa,
2.      peserta didik yang mempunyai kedaulatan, dan  tujuan akhir, berupa terciptanya manusia yang baik (insan kamil).
Dari berbagai pendapat mengenai pendidikan islam sebagai disiplin ilmu sebagaimana dijelaskan di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan islam merupakan suatu disiplin ilmu karena merupakan sekumpulan ide-ide dan konsep-kosep ilmiah dan intelektual yang tersusun dan diperkuat melalui pengalaman dan pengetahuan.

B. Obyek Studi Ilmu Pendidikan Islam
Suatu obyek studi dapat dianggap sebagai ilmu pengetahuaan
1.      mempunyai obyek atau lapangan tetentu yang jelas dan dapat dipisahkan dengan obyek ilmu lainnya. Adpun obyek studi dalam ilmu pendidikan islam secara rinci dapat dibedakan menjadi dua hal yaitu obyek material dan obyek formal
obyek formal adalah manusia dengan berbagai potensinya yang dimiliki untuk ditumbuh kembangkan sebagai subyek –obyek didik menuju ketingkat kemajuan yang baik sesuai dengan ajaran islam.
Sedangkan obyek formal adalah upaya normative untuk menjadikan islam sebagai materi yang akan didikkan melalui aktivitas pendidikan, sehingga dapat mempengaruhi pola perkembangan dan pertumbuhan manusia sebagai subyek-obyek didik.
2.      mempunyai metode yang dapat digunakan untuk mempelajari atau mengetahui ilmu yang dimaksud
3.      mempunyai sistematika yang runtut sehingga mudah dipelajari dan difahami siapapun yang mempelajarinya
4.      mempunyai sudut pandang yang jelas sehingga mudah dibedakan dengan ilmu yang lain yaitu sudut pandang islam itu sendiri
bagaimanakah dengan ilmu pendidikan islam, mengacu pada beberapa pendapat di atas pendapat para ulama tentang pendidikan islam, dapat dikatakan bahwa ilmu pendidikan islam adalah ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri dan merupakan ilmu yang ilmiah. Atrinya ilmu pendidikan islam telah menampilkan diri dan memiliki persyaratan sebagai disiplin ilmu sebagai mana disebutkan di atas.



[1] Kemas Badaruddin, Filsafat Pendidikan Islam. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), hal. 36
[2] Fatah Yasin, Dimensi-Dimensi Pendidikan Islam, (Malang: UIN Malang Press, 2008), hlm 6
[3] Ibid
[4] Ibid
[5] Prof.Dr. H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta, Kalam Mulia 2010), hlm 17
ISLAMISASI ILMU PENGETAHUAN, EKONOMI ISLAM

ISLAMISASI ILMU PENGETAHUAN, EKONOMI ISLAM

00:39


            A.  Pengertian dan Ruang Lingkup Ekonomi Islam
1.      Definisi Ekonomi Islam
Dengan mengikuti apa yang telah diajarkan oleh Rasulullah, kita akan mendapatkan kedamaian dan syafa’at dari Allah. Oleh karena itu, fungsi pokok ekonomi Islam, seperti halnya dengan pengetahuan yang lainnya, akan dapat merealisasikan pencapaian kesempurnaan manusia melalui aktualisasi maqasid (tujuan).
Dalam hal ini, perspektif ekonomi Islam dapat didefinisikan sebagai cabang ilmu pengetahuan yang dapat membantu mewujudkan human well-being melalui pengalokasian dan pendistribusian sumber daya alam yang langka sesuai dengan ajaran Islam, tanpa mengabaikan kebebasan individual atau terus menciptakan kondisi makro ekonomi yang semakin baik dan mengurangi terjadinya ketidakseimbangan ekologi.
Muhammad Abdul Mannan mendefinisikan ekonomi Islam sebagai upaya untuk mengoptimalkan nilai Islam dalam kehidupan ekonomi masyarakat. Mannan mengatakan : “Ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan social yang mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh nilai-nilai Islam”.
Definisi Mannan hampir semakna dengan apa yang didefinisikan oleh M.M Metwally. Metwallymenekankan pada usaha dalam mempelajari masalah masyarakat Islam dalam memenuhi kebutuhannya : “Ekonomi Islam dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari perilaku muslim (yang beriman) dalam suatu masyarakat Islam yang mengikuti al-Qur’an, Hadits Nabi, Ijma dan Qiyas”.

2.      Ruang Lingkup Ekonomi Islam
Pembatasan mengenai arti ekonomi Islam adalah sebagai ilmu, ekonomi akan  terus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat pengguna. Oleh karena itu, kita perlu mempelajari ilmu ekonomi Islam, menyusunnya dari sumber utama Al-Qur’an, sunnah dan khazanah Islam lainnya, tanpa mengabaikan ilmu ekonomi yang sudah ada yang dapat digunakan sebaik-baiknya untuk penyempurnaan.
Dari kasus ini, kita berharap bahwa ilmu-ilmu lainnya dapat juga ditumbuhkan dari Al-Qur’an dan sunnah serta khazanah kita sendiri juga sudah tentu tanpa membiarkan ilmu-ilmu lainnya tidak terpakai, karena metodologi tidak hanya untuk ilmu ekonomi Islam saja, melainkan untuk semua ilmu dan teknologi pada umumnya.[1]


               B. Ekonomi Islam Keterkaitan Ilmu dan Nilai
Ekonomi Islam bukan semata-mata bidang kajian yang berdasarkan pada persoalan-persoalan nilai, tetapi juga bidang kajian keilmuan. Keterkaitan ilmu dan nilai merupakan alasan mengapa ekonomi Islam sebagai konsep yang integral dalam membentuk kehidupan manusia yang membutuhkan keseimbangan antara ilmu dan nilai.
Ilmu menjadikan ekonomi Islam dapat dicerna dengan menggunakan metode-metode pengetahuan pada umumnya, sehingga ekonomi Islam bisa dikaji dan dikembangkan sekaligus diimplementasikan. Ilmu akan tetap mempertahankan perkembangan ekonomi Islam di tengah-tengah masyarakat. Ilmu menjadikan ekonomi Islam akomodatif terhadap perubahan.
Sementara itu nilai menjadikan ekonomi Islam tetap pada jalur norma yang berlaku dalam Islam. Sehingga ekonomi Islam berisi tuntunan-tuntunan manusia untuk melakukan tindakan yang ada dalam Al-Qur’an dan Hadits. Nilai mempengaruhi ekonomi Islam berkembang karena nilai Islam menganjurkan usaha untuk menggali pengetahuan dan menyempurnakan pengetahuan yang tidak sesuai dengan ke-maslahat-an ummat.[2]
Jika kita mengetahui perbedaan antara mazhab ekonomi dan ilmu ekonomi, niscaya tidak akan terjadi kebingungan. Sebenarnya diantara keduanya terdapat perbedaan besar. Sebagaimana kita ketahui, suatu mazhab ekonomi menetapkan kebijakan pengaturan kehidupan ekonomi yang adil, akan tetapi ilmu ekonomi tidak menentukan sesuatu kebijakan. Ilmu ekonomi mengkaji efek-efek kebijakan yang telah diterapkan di masyarakat, seperti seorang ilmuwan fisika mengkaji hukum-hukum tentang panas dan efeknya.
Jadi, mazhab ekonomi mengembangkan dan memperkenalkan suatu system pengaturan kehidupan ekonomi yang didasarkan pada konsepsi keadilannya, sedangkan ilmu ekonomi mengkaji efek-efek system ini bilamana ia benar-benar diterapkan di masyarakat.[3]


Agama dan Ekonomi
Layaknya penjelasan hubungan antara agama dan ilmu, ekonomi yang diyakini sebagai salah satu cabang ilmu secara otomatis tidak dapat dipisahkan dengan agama. Terlebih lagi Al Qur’an & As Sunnah sebagai sumber hukum dari semua perkara, memberikan porsi yang cukup besar dalam membahas berbagai hal berkaitan dengan ekonomi. Bahkan prinsip, metodologi dan hukum pengaturan perekonomian dalam Islam tidak bisa dipisahkan dengan Islam sebagai agama. Misalnya saja mekanisme zakat, zakat dalam Islam merupakan salah satu rukun atau pilar utama agama, dimana urgensi zakat dapat dipersamakan dengan empat pilar utama lainnya yaitu dua kalimat syahadat, shalat lima waktu, puasa ramadhan dan haji. Mengabaikan zakat sama saja dengan mengamputasi Islam sebagai agama, karena zakat menjadi salah satu rukunnya.
Berdasarkan alasan ini, sukar untuk mendikotomikan agama dan ekonomi dalam Islam, karena memang ekonomi menjadi salah satu sistem berkehidupan yang diatur oleh agama, agar harmonisasi, keseimbangan dan kesejahteraan dapat dicapai dan terjaga keberlangsungannya. Terlebih lagi diyakini bahwa Islam merupakan nilai atau sistem komprehensif yang mampu mengatur secara baik semua aktifitas hidup dan kehidupan manusia.

            C.  Definisi Islamisasi Ilmu Pengetahuan dan Islamisasi Ilmu Ekonomi Islam
1.      Definisi Islamisasi Ilmu Pengetahuan
Al Faruqimenyatakan bahwa pengetahuan modern menyebabkan adanya pertentangan wahyu dan akal dalam diri umat Islam, memisahkan pemikiran dari aksi, serta adanya dualisme kultural dan religius. Karena itu diperlukan Islamisasi ilmu dan upaya itu harus beranjak dari tauhid. Ilmu pengetahuan Islami selalu menekankan adanya kesatuan alam semesta, kesatuan kebenaran dan pengetahuan serta kesatuan hidup.
Dengan demikian dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa Islamisasi ilmu pengetahuan yaitu suatu  upaya yang dilakukan agar ilmu pengetahuan yang diterapkan mampu memiliki nilai, nilai tersebut yang pada akhirnya akan memberikan manfaat bagi kehidupan umat manusia. Ilmu pengetahuan itu kemudian mampu mewujudkan kemaslahatan dalam kehidupan sehari-hari baik secara langsung maupun tidak.[4]
2.      Islamisasi Ilmu Ekonomi Islam
Ilmu ekonomi dalam Islam harus diturunkan dari kepercayaan dan ajaran Islam. Ilmu yang dibangun tidak boleh bertentangan dengan inti atau struktur logis dari paradigma Islam. Ilmu ekonomi Islam harus dimulai dengan nilai-nilai dan tujuan-tujuan kehidupan yang telah ditentukan oleh Tuhan dan tidak akan dapat dimaknai tanpa hal tersebut.

D. Permasalahan Seputar Islamisasi Ilmu Ekonomi Islam
Ada 3 hal yang perlu dibahas dalam Islamisasi ilmu pengetahuan dalam  bidang ekonomi Islam :
1.   Perbedaan pandangan hidup
Pandangan hidup orang Islam menggabungkan antara dunia dan agama. Hal inilah yang membuat perbedaan antara Islam dengan barat dalam hal tujuan, ruang lingkup dan prinsip ekonomi.
2.   Hubungan antara wahyu dan akal
Islam menganjurkan orang untuk menggunakan akal dalam menganalisa, mengobservasi dan membuat kongklusi, sehingga bisa menemukan kebenaran. Dalam hubungannya dengan syari’ah, akal tidak boleh menyimpang dari wahyu. Namun demikian dalam kenyataannya prosedur dan aplikasi suatu teori terkadang sama antara ekonomi Islam dan ekonomi sekuler.
3.   Pertanyaan seputar metodologi
Dalam ekonomi Islam doktrin yang digunakan sudah ada dalam wahyu, maka tugas kita adalah menggali kembali wahyu tersebut dan bukan untuk menemukan wahyu yang baru. Hal inilah sebenarnya yang menjadi ketetapan dalam metodologi Islam.

E.  Problem metodologi dan Islamisasi ekonomi
Dalam International Conference on Islamic Metodologi and Behavioural and EducationScience ke-4 yang diselenggarakan  di Khartoum, Sudan  pada tahun 1987 dan kemudian di terbitkan oleh IIIT. Muhammad Said al Butti berpendapat bahwa metode ilmiah adalah suatu fakta (haqiqah) yang memiliki dunia objektif. Sebagaimana seluruh material ia memiliki watak yang pasti, bersifat independent secara sempurna baik dalam struktur maupun esksitensinya dari pemikiran  dan penalaran manusia. Menurut al Buti, objektivitas dan sifat permanen  metode ilmiah ditentukan oleh fungsinya. Karena metode ilmiah merupakan suatu instrumen, suatu skala untuk memastikan kekuatan dan kebenaran pemikiran, maka validitas mestinya terlepas dari proses berpikir itu sendiri. Oleh karena itu al Buti berkesimpulan bahwa metode ilmiah dapat  dimodifikasi dan atau diubah oleh akal.
Kemudian, untuk menemukan metodologi ekonomi Islam telah dilakukan oleh beberapa sarjana dengan mengunakan berbagai pendekatan. Semua pemikiran yang disumbangkan oleh sarjana muslim tersebut kebanyakan baru sebatas upaya mengolah idealita. Dalam sebuah makalah yang berjudul the Islamiation of Knowledge and some methodological issue in Paradigm Building. Muhammad Arif memaparkan dan sekaligus menerapkan prosedur untuk membangun suatu paradigma  atau pandangan Islami. Arif menyatakan bahwa usaha untuk mengembangkan  hubungan wahyu ke dalam penelitian ilmiah guna membebaskan sarjana muslim dari paksaan epistomologi Barat. Karena epistomologi yang ditawarkan al Faruqi terlalu luas, Arif mengakui perlunya derivasi serangkaian prinsip yang lebih spesifik yang dapat mengarahkan  penelitian ekonomi.



[1]Muhammad. 2008. Metodologi Penelitian Ekonomi Islam. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada. Hal. 6
[2]Sudarsono, Heri. 2002. Konsep Ekonomi Islam Suatu Pengantar. Yogyakarta : Ekonisia. Hal. 20
[3]Ash-Shadr, Syahid Muhammad Baqir. 2002. Keunggulan Ekonomi Islam. Jakarta : Pustaka Zahra. Hal. 135
[4]Muizzuddin.unsri.ac.id/index.php/posting/4
MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASI

MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASI

01:21 2
A.    Pengertian Manajemen Operasi
            Operasi merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari pengadaan input produksi, melakukan transformasi atau proses produksi untuk menghasilkan output berupa barang atau jasa berdasarkan strategi bisnis serta disesuaikan dengan perubahan lingkungan. Secara umum istilah operasi mengacu pada kegiatan yang menghasilkan barang atau jasa.
            Pada dasarnya, Dessler (2004) mendefinisikan manajemen operasi sebagai rangkaian proses pengelolaan keseluruhan sumber daya perusahaan yang dibutuhkan dalam menghasilkan barang atau jasa yang akan ditawarkan kepada konsumen. Manajemen  operasi merupakan proses dari perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan terhadap suatu jenis kegiatan operasi. Sedangkan menurut Schroeder (1994) Manejemen operasi adalah proses-proses pengambilan keputusan berkenaan dengan fungsi operasi. Manajer operasi bertanggung jawab untuk menghasilkan barang atau jasa dalam perusahaan.
            Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk memperoleh efisiensi dan efektivitas dalam operasi (termasuk produktivitas), mencapai kualitas yang diinginkan, dan mendapatkan kapasitas yang sesuai yang responsive terhadap waktu dan memiliki fleksibilitas.
            Dengan demikian kegiatan manajemen operasi adalah melaksanakan fungsi manajemen dalam kegiatan produksi yang dijabarkan sebagai berikut:
            Tahap perencanaan meliputi: penentuan strategi operasi, penentuan lokasi pabrik, riset dan pengembangan produk, penentuan jumlah produk, penentuan pola dan luas produksi, penyusunan layout dan job design, serta penentuan standar kerja.
            Tahap pelaksanaan meliputi: pengaturan bahan baku, pengaturan proses produksi, pemeliharaan dan penggantian fasilitas, perbaikan lingkunagn kerja, dan perbaikan kesejahteraan pekerja.
         Tahap pengawasan meliputi: pengawasan kuantitas, pengawasan kualitas, dan pengawasan biaya produksi dan operasi.

B.     Sistem produksi dan operasi
            Sistem operasi merupakan sistem yang mengacu pada sistem transformasi yang menghasilkan barang dan jasa. Gambaran sisitem ini tidak hanya menjadi pijakan untuk definisi jasa dan manufaktur sebagai sistem transformasi, tetapi juga dasar yang kuat untuk rancangan dan analisis operasi.
            Dalam sistem operasi, yang menjadi masukan (input) adalah energi, material, tenaga kerja, modal dan informasi. Sedangkan sistem operasi yang disandarkan pada kendali syarat akan memastikan berjalannya proses transformasi (konveksi) yang amanah, disamping jaminan halal atas segala masukan yang digunakan serta semua pengeluaran yang dihasilkan.

            Lingkungan eksternal mempengaruhi ketiga sub sistem manajemen operasi. Sebagai contoh lingkungan eksternal menyediakan tenaga kerja, bahan mentah yang menjadi input.
            Perkembangan tekhnologi dapat mempengaruhi proses transformasi. Produk yang dihasilkan oleh organisasi dilempar ke lingkungan eksternal. Tetapi lingkungan eksternal juga mempengaruhi output yang dihasilkan. Sebagai contoh perubahan preferensi konsumen akan merubah yang dihasilkan organisasi menjadi produk yang lebih sesuai dengan preferensi konsumen tersebut. Alat dan metode dapat mempengaruhi dan membantu proses transformasi.
            Ruang lingkup manajemen operasi tidak terbatas hanya pada proses mengubah masukan (input) menjadi pengeluaran (output), akan tetapi juga dari mulai penentuan lokasi dimana proses produksi dilakukan hingga sistem produksi yang akan digunakan.

C.      Penentuan lokasi perusahaan dan operasi
            Keputusan mengenai lokasi produksi merupakan keputusan penting bagi manajemen operasi sekaligus juga bagi bisnis yang dijalankan oleh perusahaan. Terdapat dua kriteria dalam menentukan lokasi produksi:
            Kriteria subjektif,Keputusan lokasi produksi berdasarkan pertimbangan subjektif pemilik perusahaan yang mana keputusan subjektif ini akan sangat membantu tercapainya keberhasilan dalam bisnis sekitarnya keputusan subjektif ini didukung oleh berbagai aktor yang memperkuat keputusan subjektif.
            Kriteria objektif, mempertimbangkan berbagai faktor yang akan mendukung tercapainya keberhasilan bisnis perusahaan. Faktor-faktor ini dapat berupa regulasi pemerintah seputar bisnis yang dijalankan, faktor budaya masyarakat, akses terhadap pasar dan pemasok, tingkat persaingan, akses transportasi dll.
            Lokasi akan banyak mempengaruhi biaya produksi dan kemampuan bersaing antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain. Pilihan yang lain juga dapat menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan lokasi adalah:
1.      Biaya Ruang Kerja.
      Biaya untuk membeli ruang kerja seperti gedung, atau kantor dapat berbeda dari satu lokasi ke lokasi yang lain tergantung letak dari mana yang dipergunakan untuk perkantoran.
2.      Ketersediaan dan Biaya Tenaga kerja.
      Perusahaan dapat memilih lokasi dimana terdapat banyak tenaga kerja dengan keahlian khusus yang diperlukan. Biaya tenaga kerja atau gaji karyawan sangat bervariasi tergantung dari lokasi perusahaan. Gaji dikelola lebih tinggi dari pada didesa.
3.      Insentif Pajak.
      Insentif pajak ini diberikan untuk menambah lapangan kerja dan memperbaiki kondisi ekonomi di daerah yang menawarkan kredit pajak.
4.      Sumber Permintaan.
      Biaya transportasi dan jasa produk dapat dikurangi dengan memproduksi dilokasi yang dekat sumber permintaan dari konsumen.
5.      Akses Transformasi.
      Beberapa perusahaan lebih memilih lokasi dekat sumber utama transportasi agar perusahaan lebih mudah diakses oleh para konsumen.
            Lokasi perusahaan diperhitungkan ketika suatu bisnis baru akan membuka usahanya dan atau suatu bisnis yang akan melakukan ekspansi dengan pengembangan internal.

Lokasi Bisnis Manufacturing
            Bisnis manufacturing yaitu bisnis yang menghasilkan barang dalam suatu operasunya untuk dijual kepada konsumen. Penentuan lokasinya didasarkan pada biaya angkut bahan baku dan atau barang jadi yang paling murah dibanding alternatif lokasi lainnya.

            Model-model penghitungannya dapat dilakukan sebagai berikut:
     1. Dengan perbandingan biaya angkut dan jarak yang paling rendah.
       Lokasi perusahaan ditentukan pada daerah yang perhitungan biaya angkut, volume dan jarak yang paling rendah. Perhitungan ini dilakukan dengan membandingkan biaya angkut bahan baku dan barang jadi dengan memperhatikan biaya angkut yang paling rendah dan mempertimbangkan volume yang diangkut yang paling pendek antara didaerah bahan baku atau didaerah pasar atau diantara keduanya. Prinsip dalam metode ini adalah perbandingan biaya dan barang jadi dari beberapa kemungkinan lokasi perusahaan ke beberapa lokasi pasar.
2   2. Metode perbandingan biaya operasi.
       Memilih lokasi perusahaan dapat dilakukan dengan memperhitungkan keseluruhan biaya produksi  dan operasi antara beberapa alternatif lokasi, kemudian dipertimbangkan dan dipilih alternatif lokasi dan biaya operasi yang paling rendah.
    3. Dengan pendekatan kualitatif.
       Lokasi perusahaan ditentukan karena pertimbangan khusus yang didasarkan pada logika atau citra daerah, misalnya beberapa hal mengenai penentuan lokasi dekat bahan baku (pabrik semen dan minyak), lokasi dekat pasar atau tenaga kerja (elekronik), lokasi pada historis atau citra (rokok).

Lokasi Bisnis Jasa.
                   Bisnis jasa yang didatangi para konsumen prinsip lokasinya adalah strategis, karena tidak ada biaya angkut, sehingga akan memudahkan konsumen untuk mencari dan mendatanginya. Bisnis jasa yang mendatangi konsumen seperti cleaning service atau lainnya lokasi tidak harus strategis tetapi perlu dikomunikasikan mengenai alamat atau sarana komunikasinya.


D.      Pengaturan Proses Produksi dan Operasi.
       Keputusan mengenai proses produksi menjadi keputusan yang penting dalam melakukan desain sistem produksi. Proses produksi diatur sesuai dengan keinginan dan keadaan perusahaan, dengan memilih dari berbagai alternatif proses produksi sebagai berikut:
=> Secara umum terdapat dua jenis proses produksi.
Sistem Produksi Intermiten.
          Adalah sistem produksi dimana pengelolaan kegiatan produksi bersifat tidak terus menerus, berkelanjutan dan menggunakan pola mulai selesai. Artinya kepastian mengenai kapan memulai proses produksi dan kapan menyelesaikannya jelas. Terdapat dua jenis pola produksi yang menggunakan pola Intermiten:

a.    Produksi massal.
                        Umumnya berlaku pada perusahaan manufaktur. Dilakukan melalui standar produksi tertentu, prosedur dan jumlah unit produk tertentu yang secara rutin diproduksi.
b.    Pilihan massal (mass customization)
                        Bahwa produk yang dihasilkan oleh perusahaan memberikan keleluasaan kepada konsumen untuk memilih sesuai selera dan daya beli masing-masing. Perusahaan memproduksi variasi produk yang lebih banyak. Seperti hand phone, dan komputer.

v  Sistem proses produksi yang terus menerus (continous production system).
          Adalah sistem produksi dimana pengelolaan kegiatan produksi bersifat terus menerus dan untuk jangka waktu yang relatif panjang kemudian disimpan dalam gudang, disalurkan ke penyalur (distributor) dan dijual kepada konsumen. Contoh perusahaan manufaktur seperti perusahaan kimia, minyak bumi, dan tambang. Sedangkan perusahaan jasa seperti transportasi yang terus menerus memberangkatkan penumpang dari terminal.

 => Proses produksi pelayanan.
v  Produksi dengan standar.
            Adalah proses produksi yang didasarkan pada standar perusahaan. Standar tersebut didesain dari informasi konsumen. Konsumen membeli sebagaimana barang yang distandarkan tersebut.
v  Produksi menurut pemesanan.
            Adalah proses produksi yang dilakukan untuk membuat barang sebagaimana yang dipesan oleh konsumen. Jadi bentuknya tidak distandarisasikan tetapi sangat bervariasi.

Sifat dan Tekhnik Produksi.
            Tekhnik produksi pada perusahaan manufaktur ada beberapa jenis yaitu:
1.      Proses ekstraktif merupakan proses produksi yang hanya mengambil dari alam dan sudah menjadi produk akhir. Ex. Emas, batu bara, dll.
2.      Proses analitis merupakan kegiatan produksi yang memisah-misahkan bhan alam menjadi produk akhir. Ex. Minyak, semen, aspal dll.
3.      Proses sintesis merupakan kegiatan produksi dengan mencampur bahan-bahan kemudian diolah menjadi produk akhir. Ex. Makanan, minuman, dan obat-obatan.
4.      Proses pengubahan yaitu kegiatan produksi dengan mengubah bahan baku menjadi produk akhir. Ex. Barang-barang elektronik.
E.     Rancangan Pabrik (Plan layout) dan Sistem Produksi (Production System Layout)
       Rancangan atau desain menunjukkan ukuran dan struktur pabrik atau kantor. Tata letak (layout) adalah pengaturan mesin dan perlengkapan didalam pabrik atau kantor. Yang dimaksud pabrik atau rumah produksi merupakan tempat dimana kegiatan produksi dijalankan.
       Keputusan mengenai desain rumah produksi merupakan keputusan yang menyangkut bagaimana perusahaan mendesain tempat produksi mulai dari fasilitas, pekerja, ruang, gudang dll. Sebagai contoh untuk perusahaan garmen, perlu ditentukan dimana letak bahan baku, menempatkan pekerja, mesin dan penyimpanan bahan akhir. Begitu juga dalam bisnis restoran, manajer perlu menentukan dimana letak kasir, meja makan, dapur, toilet, hingga lokasi parkir.
       Rancangan sistem produksi menyangkut bagaimana proses konvensi dalam sistem produksi dilakukan. Beberapa jenis rancangan dalam sistem produksi sebagai berikut:
      a. Rancangan produk.
       Adalah rancangan sistem produksi yang bersifat berkesinambungan dari awal hingga akhir dan mengikuti satu pola proses produksi. Sebagai contoh proses pembuatan kain dari kapas hingga kain jadi. Tahapan pembuatan kain tersebut mulai dari bahan baku berupa kapas disiapkan, kapas dipintal menjadi kain dalam mesin pintal, kain yang sudah jadi melalui pembersihan, kemudian kain diwarnai dan dibersihkan lagi kemudian dikeringkan, lalu kain melalui proses penggulungan kemudian digudangkan.
     b. Rancangan proses.
       Adalah rancangan sistem produksi yang proses produksinya mengikuti jenis proses yang harus dilakukan dan tak selalu harus mengikuti seluruh proses yang ada. Contoh proses pemeriksaan kesehatan disebuah poloklinik, proses dimulai dari pasien datang mendaftar ke resepsionis lalu menunggu diruang tunggu. Proses selanjutnya sangat bergantung jasa apa yang diinginkan oleh pasien. Apakah perlu ke dokter anak, ahli penyakit dalam atau pemeriksaan gigi.
     c.Rancangan posisi tetap.
       Adalah sistem produksi dimana produk yang akan dibuat diletakkan disuatu tempat, dan berbagai fasilitas seperti mesin, alat produksi, dan tenaga kerjanya mengerjakan proses produksi ditempat tersebut. Contoh pembuatan pesawat terbang, atau proses make up artis.
       Keputusan mengenai rancangan dan tata letak mempengaruhi biaya operasi secara langsung karena keputusan ini menentukan harga sewa, mesin dan perlengkapan. Hal ini dapat berpengaruh pula pada pengeluaran untuk bunga karena mempengaruhi jumlah pinjaman untuk membeli properti atau mesin.
       Prinsip yang menetapkan layout agar diperoleh jarak angkut minimum, aliran material seimbang dengan kapasitas, penggunaan ruang efektif, dan fleksibel untuk perubahan.
       Faktor-faktor yang mempengaruhi rancangan dan tata letak adalah karakteristik lokasi terdapat didaerah yang harga lahannya mahal, dapat dirancang gedung bertingkat tinggi agar mengurangi biaya lahan yang dibutuhkan. Proses produksi rancangan dan tata letak akan mempengaruhi ketiga rancangan sistem proses produksi diatas. Jenis produksi rancangan dan tata letak akan dipengaruhi oleh sedikit banyaknya jenis produk yang dihasilkan kapasitas produk yang dihasilkan. Rancangan dan tata letak harus mampu disesuaikan dengan penambahan atau pengurangan kapasitas jumlah produksi yang diinginkan.

F.     Perencanaan Jumlah Produksi dan Penentuan Standar.
       Perkiraan jumlah produk yang dibuat diwaktu yang akan datang dan penentuan standar dapat dilakukan beberapa cara, antara lain:
     1. Perhitungan forecast produksi.
       Forecast produksi didasarkan pada forecast penjualan perusahaan. Forecast penjualan dapat dilakukan dengan metode statistik dan metode pendapatan. Besarnya forecast produksi dirumuskan:

Forecast produksi    :   Forecast penjualan + Persediaan akhir – Persediaan awal.


     2. Dasar Penghitungan BEP (unit).
       BEP (Break Even Poin) adalah suatu keadaan pada titik atau jumlah penjualan perusahaan tidak mendapatkan laba maupun tidak rugi, yang berarti total biaya (total cost) sama dengan total pendapatan (total revenue). Jumlah produk dibuat harus lebih besar dari unit terjual pada BEP.
       Penghitungan BEP mempunyai asumsi bahwa biaya dapat dipisah menjadi biaya tetap dan variabel. Harga jual dan variabel per unit dalam periode penghitungan selalu tetap. Semua produksi terjual habis sehingga kuantitas penjualan sama dengan produksi.
     3. Penentuan Standar Kerja.
       Standar kerja yang harus ditetapkan meliputi:
v  Standar kualitas.
            Standar mengenai kualitas barang atau jasa yang dihasilkan dapat dilakukan standar per attribut dari barang atau jasa. Untuk menjamin kualitas barang perlu pengendalian mutu terpadu. Standar kualitas ini mencakup rencana proses produksi, monitoring dan tindak lanjut.
v  Standar Kuantitas.
            Standar mengenai jumlah barang yang harus dibuat dalam satu periode tertentu untuk mencapai tujuan dan pertumbuhan perusahaan.
v  Standar Waktu Proses.
            Standar waktu yang dibutuhkan untuk proses produksi yang normal agar diperoleh efisiensi yang maksimal.
v  Standar Produktivitas.
            Standar mengenai rasio antara output dari proses produksi dan input yang digunakan. Ukuran produktivitas dapat diukur secara total maupun partial atau bagian-bagiannya.
 Ukuran produktivitas antara lain sebgai berikut:
a.       Total Factor Produktivity dihitung dengan membagi output perusahaan dengan labor + Capital + Material + Energy input + Business service.
b.      Material productivity dihitung dengan membagi output dengan material.
c.       Labor productivity dihitung dengan membagi output dengan jumlah labor.

G.    Pengelolaan dalam Kegiatan Operasi.
     1. Pengaturan bahan baku.
       Ini dilakukan dalam mengefisiensikan biaya pemasaran dan penyimpanan yang akan dikeluarkan dalam satu periode dengan penerapan metode EOQ (Economic Order Quantity) jika asumsinya dapat dipenuhi. Sedangkan untuk efisiensi biaya penyimpanan ekstra dan pengganti bahan baku dipergunakan metode ROP (ReOrder Point).
       Metode EOQ dan ROP memiliki asumsi yang sama, yaitu bahan baku selalu tersedia pada levansir, pola produksi yang stabil dalam perusahaan, tarif biaya pesan dan disimpan selalu tetap dalam periode, bahan baku yang dibeli tidak rusak akibat disimpan, dan perusahaan memiliki gedung.
       Pengaturan bahan baku juga dapat dilakukan dengan metode JIT (Just In Time) yaitu metode untuk pengelolaan bahan baku tanpa harus memiliki gudang penyimpanan karena bahan baku yang dibeli dari pemasok langsung diproduksi. Jika bahan baku akan habis leveransirselalu menyediakan dan mengantarkan bahan baku sampai lokasi dimana proses produksi akan dilaksanakan. Dalam metode JIT ini leveransir penjual bahan baku tidak boleh terlambat mengirim bahan sebab akan mengganggu proses produksi.
     2. Keputusan produksi.
       Pengambilan keputusan merupakan tema pokok dalam operasi perusahaan. Keputusan yang dimaksud disini bukan dengan lima fungsi utama manajemen operasi yang meliputi proses, kapasitas, kesediaan (inventory), tenaga kerja dan mutu.
v  Keputusan Berkaitan dengan Proses.
            Keputusan mengenai fisik berkenaan dengan fasilitas yang akan dipakai untuk memproduksi barang atau jasa. Keputusan ini harus benar-benar diperhitungkan secara matang karena pada umumnya akan terus terpakai dalam jangka waktu yang panjangdan tidak mudah diubah.
v  Keputusan Berkaitan dengan Kapasitas.
            Keputusan mengenai kapasitas untuk menghasilkan jumlah produk yang tepat, ditempat dan dalam waktu yang tepat pula. Kapasitas untuk jangka panjang ditentukan dari ukuran fasilitas fisik yang dipakai. Adapun untuk jangka pendek, kapasitas dapat diperbanyak melalui sub kontrak (sift) atau menyewa tempat.
v  Keputusan Berkaitan dengan Sediaan.
            Keputusan ini mencakup apa yang akan dipesan, berapa banyak dan kapan akan dipesan. Sistem pengendalian sediaan dipakai untuk mengatur bahan-bahan mulai dari pembeliannya sebagai bahan mentah, proses pembuatan sampai menjadi barang jadi.
v  Keputusan Berkitan dengan Tenaga Kerja.
            Keputusan ini mencakup bagaimana rekrutment, proses seleksi diselesaikan, pelatihan dan pengembangan, supervise, kompensasi dan PHK.
v  Keputusan Berkaitan dengan Mutu.
            Keputusan yang menyangkut dengan mutu produk harus selalu menjadi orientasi bersama dalam setiap proses operasi penetapan standar, desain peralatan, pemilihan orang-orang terlatih, dan pengawasan terhadap produk yang dihasilkan.

H.    Pengawasan Kegiatan Produksi.
       Pengawasan dalam kegiatan produksi perlu dilakukan yaitu pada kegiatan perencanaan atau desainnya, proses produksinya, monitoringnya maupun tindak lanjut dari monitoring itu. Setelah pabrik dan rancangan dipilih perusahaan dapat melakukan pengawasan produksi. Pengawasan dilakukan dengan seluruh aspek kegiatan yang berkaitan dengan produksi meliputi.. pada kegiatan proses produksi, pada kualitas produksi atau jasa yang dihasilkan, pada biaya produksi atau operasi yang dikeluarkan pada tenaga kerja yang melakukan kegiatan produksi.
      a.Pembelian bahan baku.
       Para manager melakukan tugas-tugas berikut ketika membeli persediaan barang. Pertama memilih bahan baku, untuk memeilih diantara para pemasok perusahaan harus memperhatikan karakteristik seperti harga, kecepatan, kualitas, layanan dan ketersediaan kredit. Tugas kedua mencoba mendapatkan potongan harga menurut volume, perusahaan yang membeli bahan baku dari pemasok dapat memperoleh diskon pasokan meski kualitas dipertahankan.
       Tugas ketiga adalah menyerahkan produksi pada pemasok, strategi penyerahan sebagian tugas produksi kepada pemasok disebut Deintegrasi. Para produsen juga bisa melakukan outsourching yaitu pembeli komponen dari pemasok daripada memproduksi komponen itu. Outsourching dapat mengurangi pengeluaran perusahaan jika para pemasok dapat memproduksi komponen itu dengan biaya lebih rendah dari produsen.
b. Pengawasan Persediaan Bahan Baku.
       Pengawasan persediaan adalah proses mengelola persediaan pada tingkat yang meminimkan biaya. Perencanaan kebutuhan bahan baku adalah proses untuk menjamin bahwa bahan baku tersedia bila mana diperlukan. Langkah pertama adalah menghitung kebelakang dari produk jadi sampai awal. Untuk menentukan berapa lama bahan baku itu dibutuhkan dimuka sebelum produk sepenuhnya selesai.
       Pengawasan persediaan barang yang sedang dikerjakan (work-in process). Perusahaan harus dapat pula mengelola persediaan barang yang sedang dikerjakan (work-in process) yang merupaka persediaan produk yang baru sebagihan selesai.
       Pengawasan persediaan barang jadi jika permintaan terhadap produk perusahaan suatu saat berubah, para menager perlu memantau perbedaan dalam penawaran-penawran yang diharapkan. Jika diantisipasi perssediaan terlebih dari satu produk, perusahaan dapat menghindari persediaan berlebih dengan mengarah pilihkansumber dayanya ke arah produk lain.
     c. Routing.
       Routing adalah urutan (rute) tugas yang perlu untuk menghasilkan sebuah produk. Bahan baku biasanya dikirim ke masing-masing pos kerja (work station) agar dapat dipakai sesuai spesifikasi proses produksi. Bagian tertentu dari proses produksi diselesaikan disetiap pos kerja. Proses routing dievaluasi secara periodik untuk menentukan apakah bisa ditingkatkan sehingga mendapatkan proses produksi yang lebih cepat.
     d.Penjadwalan.
       Penjadwalan adalah tindakan menentukan periode waktu untuk setiap tugas dalam proses produksi. Jadwal produksi adalah rancangan untuk timing dan volume tugas produksi. Penjadwalan dapat menunjukkan kapan setiap tugas harus diselesaikan, dengan cara ini para manager dapat mendeteksi apakah proyek bakal selesai tepat waktu. Jika ada tugas yang tidak selesai tepat waktu para menejer harus mencari jalan untuk menghemat waktu pada tugas lain.
       Cara untuk menjadwalkan tugas untuk proyek khusus adalah tekhnik evaluasi dan peninjauan program (program evaluation and review technique-PERT). Menjadwalkan tugas dengan cara meminimkan hambatan proses produksi PERT terdiri dari langkah-langkah berikut, bebagai tugas dalam produksi diidentifikasikan, tugas-tugas diatur sesuai urutan pengerjaannya, waktu yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan haruslah diperkirakan terlebih dahulu.
     e. Pengawasan Kualitas.
       Kualitas adalah derajat dimana barang atau jasa memuaskan persyaratan atau harapan pelanggan. Kualitas berhubungan dengan kepuasan pelanggan yang dapat mempengaruhi penjual dimasa depan dan oleh karena itu mempengaruhi kinerja perusahaan dimasa mendatang.
       Pengawasan kualitas merupakan proses untuk menentukan apakah kualitas barang atau jasa memenuhi tingkat kualitas yang diharapkan dan mengidentifikasi perbaikan yang perlu dilakukan pada proses produksi. Kualitas dapat diukur dengan menilai berbagai karakteristik yang meningkatkan kepuasan pelanggan. Kualitas produksi dapat dibandingkan dengan tingkat kualitas yang diinginkan untuk menentukan apakah kualitas perlu diperbaiki.
Pengawasan dilakukan dari berbagai waktu dari aktivitas produksi yang meliputi proses menentukan desain atau rancangan produk pada saat pelaksanaan proses produksi, pelaksanaan proses produksi, proses monitoring, hingga sampai proses akhir produksi (finishing).


Cara melakukan pengawasan.

aa.Pengawasan terhadap produk.
  • Sertifikasi
Sertifikasi terhadap produk dapat dilakukan dengan mengupayakan sertifikasi berdasar pada standar industri atau asosiasi-asosiasi yang melayani sertifikasi.

  • Pelaksanaan Laboratorium.
Ini dilakukan untuk mengendalikan kualitas produk terhadap unsur kimianya yang terkandung dalam produk tersebut.
  • Penilaian dari Pendapat Konsumen.
Pendapat konsumen didapat dari survei kepada konsemen dengan mengedarkan daftar pertanyaan untuk dijawab mengenai kualitas produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan.

bb.Pengawasan terhadap proses produksi.
  • Penerapan Gugus Kendali Mutu (GKM).
Gugus kendali mutu adalah model pengawasan proses produksi dengan membentuk gugus yang terdiri dari tiga sampai delapan orang pekerja sejenis.
  • Perolehan Sertifikasi ISO.
Sertifikasi ISO diberikan kepada perusahaan yang memenuhi standar organisasi ISO pada perencanaannya, proses produksinya, pengawasan atau pada tindak lanjutnya.

cc.Pengawasan Terhadap Tenaga Kerja (dengan Standar Produktifitas).
Pengawasan ini dilakukan  dengan membandingkan antara kinerja para tenaga kerja dengan standar yang ditetapkan sebelumnya.

dd.Pengawasan Terhadap Biaya Produksi.
Dengan management control system. Caranya dengan selalu membandingkan antara anggaran atau standar yang lain dengan realita pembelanjaan dibagian produksi.




Featured post

Cara Mengatasi Epson, L300 Eror di Tinta

Kopi campurr - Cara mengatasi epson l300 eror tinta tidak mau keluar - setelah lama tidak pernah posting lagi blog ini, akhirnya malam ini ...